Harmony for the Pacific: Menyatukan Indonesia dan Pasifik Melalui Budaya

By Admin


nusakini.com, Suva, Fiji​​ – Dalam upaya mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Pasifik, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sukses menyelenggarakan misi diplomasi budaya bertajuk “Harmony for the Pacific: Connecting Indonesia and the Pacific through Culture and Shared Heritage” yang rangkaiannya telah terselenggara di Indonesia dan Fiji pada 9-27 September 2024. 

Harmony for the Pacific merupakan implementasi konkret dari visi besar Pacific Elevation yang bertujuan memperkuat ika​tan antara masyarakat Indonesia dengan negara-negara Pasifik. 

​Puncak dari rangkaian Harmony for the Pacific berlangsung di Suva, Fiji pada 23-27 September 2024. Selama tiga hari berturut-turut, berbagai kegiatan dilaksanakan yaitu pertemuan dengan pejabat Fiji, pertemuan dengan para alumni dari Fiji penerima beasiswa Pemerintah RI, dan berbagai kegiatan budaya yang mencerminkan keragaman Indonesia dan negara-negara Pasifik yang menjadi pusat perhatian publik di Fiji. 

​​Kegiatan budaya tersebut diantaranya adalah pameran wastra Kain Tenun khas Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kerajinan tangan khas Fiji, pemutaran film ‘ORPA’ yang diikuti diskusi dengan pemeran utama dan produser, talk show mengenai gastronomi Indonesia dan cooking demo makanan khas Papua yang dipandu pakar gastronomi Indonesia Ibu Helianti Hilman dan Chef Charles Toto dari Papua, serta pertunjukan hasil program residensi seniman yang melibatkan kolaborasi 24 artis tari dan musik dari Indonesia dan negara-negara di Pasifik.

Direktur Diplomasi Publik Kemlu sekaligus Ketua Delegasi RI, Ani Nigeriawati, dalam sambutannya pada pembukaan Harmony for the Pacific menyatakan, “Kegiatan Harmony for the Pacific baru pertama kali ini diadakan yang merupakan inisiatif bersama Kemlu dan Kemendikbudristek bekerja sama dengan KBRI Suva. Kegiatan bertujuan menjembatani kontak antar masyarakat Indonesia dan Pasifik melalui pertukaran budaya.” 

​Senada dengan itu, Restu Gunawan, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, menyampaikan keyakinannya tentang kekuatan budaya dalam menyatukan bangsa. “Saya sungguh percaya bahwa budaya memiliki kekuatan untuk menyatukan dan menghubungkan orang-orang, serta membangun pemahaman tentang persamaan di tengah perbedaan,” ujar Restu. 

​​Acara Puncak hasil kolaborasi seniman tari dan musik dari program residensi yang berlangsung sejak 9 September 2024 ditampilkan dengan sangat memukau pada Resepsi Diplomatik Peringatan HUT ke-79 RI dan 50 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Fiji pada 27 September 2024. 200 tamu undangan yang hadir memberikan standing applause pada akhir pertunjukan. Acara Puncak ini menjadi penanda akhir dari program Harmony for the Pacific yang sukses menciptakan harmoni budaya antara Indonesia dan Pasifik. 

​Mr. Josefa Tuima, Direktur Asia, Timur Tengah, dan Rusia dari Kementerian Luar Negeri Fiji, menyampaikan apresiasinya terhadap program Harmony for the Pacific. “Menghargai budaya dan warisan budaya adalah bagian dari identitas kita sebagai individu. Kegiatan seperti ini memberi kita kesempatan untuk memahami dan merasakan keunikan seni dan budaya dari kedua negara,” ujarnya. 

​Lebih lanjut Duta Besar RI untuk Fiji, Dupito Darma Simamora, juga menekankan pentingnya acara ini yang bertepatan dengan perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Fiji. “Hubungan diplomatik dengan Fiji adalah penanda kontak pertama Indonesia dengan kawasan Pasifik, dan ‘Harmony for the Pacific’ menjadi simbol kuat dari komitmen kita untuk mempererat ikatan tersebut,” tutup Dupito. 

Disamping berhasil mempererat persahabatan dan kontak budaya antara Indonesia dan negaranegara di kawasan Pasifik, Harmony for the Pacific telah menghasilkan sejumlah rencana dan peluang kerja sama Indonesia dan Fiji dalam hal co-learning dan joint-research di bidang seni, budaya, museum, arkeologi dan antropologi, peningkatan kapasitas kewirausahaan di bidang pangan, pengolahan pangan, dan kuliner, serta potensi penetrasi film Indonesia masuk ke pasar di Fiji. (*)